Seperti Itu Kita Nanti

Siang itu, di Mushola PT PJB UP Muara Tawar, aku mendengar percakapan pegawai-pegawai wanita di sana sehabis sholat Dhuhur. Rata-rata mereka masih muda dan agaknya baru saja menikah. Mereka bersemangat membicarakan kehidupan pasca pernikahan mereka. Bergantian menguraikan pengalaman mereka. Mereka bercerita tentang bagaimana sikap di hadapan mertua, bagaimana ibu mereka khawatir kalau-kalau mereka tak bisa memasak untuk suami dan masih banyak lagi.

Aku? Aku tentu saja cuma jadi pendengar mereka. Selain sungkan untuk masuk dalam pembicaraan mereka (karena aku hanya kenal salah satu dari mereka) dan tentu saja karena aku belum punya pengalaman serupa. Aku belum memasuki fase menikah. :D

Setelah selesai mendengar pembicaraan mereka, aku langsung tersenyum-senyum sendiri. Aku langsung membayangkan suatu saat nanti, pasti aku dan teman-temanku akan mengalami hal yang serupa. Kita bertemu lalu saling mengobrolkan tentang suami kita, mertua kita, anak kita, dan semua hal tentang kehidupan pasca perkawinan.

Dan aku juga membandingkan percakapan mereka, orang-orang yang sudah menikah dengan kami, para wanita lajang. Kalau mereka biasa berbicara tentang keluarga, maka kami para single ladies akan senantiasa berbicara tentang masalah pria. Contoh nyata ketika aku dan teman-teman kosku (aku memang paling dekat dan terbuka dengan mereka) ketika kami berada dalam tingkat kegalauan yang luar biasa, maka kami akan membuka forum dengan tema pria. Ya, apalagi yang diomongkan para single ladies selain masalah pria idaman dan pengharapan untuk bisa melupakan seseorang yang sudah sangat menancap di hati. Ya akan berputar-putar soal itu saja.

Mungkin ketika kami sudah menikah nanti, cerita kami akan menjadi lebih kompleks. Banyak yang bisa dishare satu sama lain. Suatu saat nanti kami akan berada di fase kami bercerita tentang masakan kesukaan suami, tentang kebiasaan anak kami, tentang betapa kagoknya kami di awal pernikahan. Membayangkan saja sudah sangat menyenangkan :D

Dan aku berharap kami masih bisa bertemu, sampai saat dimana kami bisa saling bercerita tentang kehidupan yang lebih kompleks.

ditulis di lorong KONIN saat menunggu orang rapat

Komentar

  1. ayo tish.. makanya segera disegerakan. ahahahay

    aishprastowo.blogdetik.com *promosi*

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer