Ketika Menjadi Mbak Pemandu

Saya jadi pemandu??? mungkin 5000 orang tidak akan percaya jika saya jadi pemandu. kenapa? ya karena muka-muka dan kelakuan saya ini gak cocok jadi pembantu, eh maksudnya pemandu. Lagipula saya ini kalo kepanitiaan biasanya ditempatin di Publikasi, Dekorasi, atau gak Acara.

lha terus kenapa saya mau jadi pemandu? jawabannya simple, karena saya belum pernah jadi pemandu. Sekali-kali pengenlah jadi pemandu.

Oke, pengalaman menjadi pemandu pertama kali adalah ketika ada sebuah acara Training Leadership di kampus saya. Wo...begini2 saya ini jebolan Training Leadership yang famous seteknik itu lho...jangan salah. Terus saya apply kepanitiaan menjadi pemandu dengan alasan : biar bisa jalan-jalan keliling Jogja, dengan berjalan kaki. Edyan! motivasi yang aneh!

Dan ketika memandu anak-anak kelompok saya, yeah saya kaya jadi peserta aja bukan jadi pemandu karena anak2 kelompok saya ini sejuta kali lebih pintar dan ngerti tentang leadership dan organisasi ketimbang saya. Jadinya saya malah berguru kepada mereka dan saya menurunkan diri menjadi peserta dan pendengar. Bukan sekedar menjadi pemandu, penyambung lidah antara trainer dengan peserta.

Finnaly, sehabis hari itu saya kapok buat jadi pemandu karena emang saya merasa tidak punya kemampuan jadi pemandu. Akhirnya saya memutuskan bahwa pemandu bukan jalan hidup saya.

Tapi ternyata ada yang berpikiran lain dengan saya. Salah satu anak panduan saya di training tsb menghubungi saya untuk jadi pemandu di Ospek Jurusan. What?? Jadi pemandu lagi?? saya yang udah kapok berusaha menolak dengan mengajukan beberapa opsi nama teman saya yang lebih kompeten. Tapi dia menolak. Katanya saya bagus kok kemaren jadi pemandu dia. OMG, anak ini belum terbuka mata batinnya....

Akhirnya saya menerimanya. YA! saya menerimanya dengan segala konsekuensi jadi pemandu yang berarti be a second mother of the newbies. Ya iyalah secara di jurusan mereka belum kenal siapa-siapa kecuali teman seangkatan yang ya cuma berapa biji doang. Nah saya ini berasa kaya orang terdepan dalam memberikan pemahaman soal jurusan.

Yeah akhirnya saya jadi juga pemandu. memakai rok dan memasang muka bijaksana. Hahahaha..tidaklah...saya gak bisa bermuka seperti itu. Bersiap menghadapi muka-muka baru di Jurusan Tercinta.

Daaaannn ternyata setelah saya mengalami menjadi pemandu untuk kedua kalinya saya merasa....senang! hahaha, karena apa, ya karena jadi pemandu saya jadi bisa kenal anak-anak 2010. Paling nggak lebih duluan kenal daripada teman seangkatan (maklum angkatan tua). Dan kok saya terharu pas mereka kasih saya kenang-kenangan gelas. Dan yang paling OK adalah, kelompok saya jadi kelompok terbaik dong!! wakakaka....jelas penyebab utamanya karena yel-yel kelompok kami ini mengadaptasi dari tarian Tori-Tori yang kontroversial itu. Hahaha...teman-teman saya semuanya ketawa ketika kelompok kami harus maju beserta pemandunya. Ya...teman2, adik kelas, dan kakak kelas semuanya ketawa. hehehe...but it's FUN guys!! Makanya sekarang anggota kelompok kami jadi lebih dikenal dengan "Torsi-Torsi" hihihi...

sedikit pengalaman ketika jadi pemandu. dan tulisan ini didedikasikan kepada semua pihak yang turut menjadikan saya sebagai pemandu MEKANIKA, Ospek Jurusan saya serta Kelompok 7, TORSI beserta partner saya, Kamal. Hahahaha.

Dan ketika pertanyaan itu datang kembali, "mau jadi pemandu gak?" jawaban saya adalah, "nggak deh mas, udah cape...gantian yang lebih muda aja"

Komentar

Postingan Populer