The Story of Stay at Home 2020


Pandemi memang membuat hidup gue mendadak jadi berubah seratus delapan puluh derajat. Yang sangat terasa adalah biasanya gue dalam sepekan akan pergi dinas ke luar kota atau merencanakan libur seminggu ke tempat yang ingin gue datangi. Sekarang gue lebih banyak berada di dalam rumah, bekerja dari rumah, memakai baju santai alih-alih baju kantoran selama pandemi ini.

Selain daripada gue WFH, gue juga melakukan hal-hal untuk mengisi waktu luang gue yang lebih banyak karena gue ga perlu moving dari rumah ke kantor atau stay at office lebih lama karena harus lembur atau sekedar nunggu macet kelar. Pun dengan relasi sosial gue yang significantly decreased karena pandemi. Orang-orang lebih memilih untuk stay at home daripada hangout yang malah bikin gede resiko tertular virus COVID-19. Selain itu juga karena temen-temen gue udah banyak yang nikah juga jadi udah beda alokasi waktunya. 

Yah daripada gue ngaplo dan tidak berkembang dari segi apapun, akhirnya gue melakukan beberapa hal saat pandemi ini 

1. Maraton Drama dan Film

Tentu saja, gue harus menjaga kewarasan gue selama pandemi ini. Gue sejak awal tahun marathon drama Korea sampai 13 judul dan akhirnya berhenti karena gagal move on dari Prison Playbook. Emang segitu bagusnya sih. Akhirnya gue pindah nonton Jdrama. Gue baru nonton sekitar 5 judul habis itu kehilangan grip gara-gara gue gagal move on pasca nonton Watashitachi wa Douka Shiteiru (Watadou). Selain drama, gue juga nonton film-film baik dari Korea maupun Jepang. Lumayan banyak sih, banyak juga yang gue review di Twitter. Akhirnya akun twitter gue beralih fungsi jadi akun review.

2. Kursus Bahasa Jepang

Kursus Bahasa Jepang ini awalnya diambil sebelum pandemi untuk mencari kegiatan di akhir pekan. Karena pas mulai kursus pas awal pandemi, jadilah kursus ini diselenggaran online. Setelah berkecimpung kembali ke dunia perdoramaan, akhirnya menemukan kembali hakikat dari mengikuti kursus ini : bisa nonton dorama tanpa subtitle. Yoroshikuonegaishimasu! Ganbarimasu!

3. Fangirling

Apasih yang dilakukan mbak-mbak jomblo kalau engga mengangumi ciptaan Tuhan dengan cara fangirling? Dari awal tahun, banyak mas-mas, dedek gemes dan om-om yang aku kepoin. Mulai dari Hyunbin, Cho Seung Woo, Kim Namgil, Yamaken sampe terakhir Yokohama Ryusei. Yang terakhir ini efek Watadou sih yang pada akhirnya membuat gue termehek-mehek sampe menyimpan hastag namanya di twitter agar lebih mudah dalam pencaharian.

4. Kursus Masak

Awalnya iseng mencari kursus masak masakan Jepang karena akhir-akhir ini gue lebih sering masak masakan Jepang karena perut gue yang melemah dan tidak tahan pedas dan santan. Masakan Jepang kan sederhana, gurih dan ga pedes. Nah karena skill gue masih so-so, akhirnya gue memutuskan untuk kursus masak. Eh yang gue temukan selain kelas masak adalah kelas wagashi. Weh, ya gue akhirnya memilih kelas wagashi karena gue penasaran rasanya kaya gimana sih, pasca menonton Watadou (lagi-lagi ya watadou effect). Terus akhir tahun ini gue akhirnya memutuskan mengambil kelas memasak demi pas tahun baru gue bisa makan osechi (penting banget). Sesuai dengan moto gue pas tinggal di Italy : If you can't buy it, make it!

5. Baca, Rawat dan Koleksi Komik

Gue ini tsundoku, ini adalah sebuah terminologi untuk orang yang suka beli buku tapi ga dibaca. Gue punya banyak banget komik dan buku yang cuma gue beli dan bahkan ada yang plastiknya aja belum dibuka. Nah yang mentrigger gue salah satunya gue entah kenapa nemu akun kolektor komik dan gue melihat bagaimana dia merawat koleksinya. Akhirnya gue sadar bahwa gue harus mulai bertanggung jawab terhadap apa yang gue beli : membaca dan merawatnya. Akhirnya project marathon baca komik yang gue lakukan pasca gagal move on dari Watadou (lagi, oh my gosh tish!!!) resmi gue mulai dengan membaca Haikyu dan gue ga menyesal memulai baca lagi dari awal karena seru coy! Yang kemudian berkembang gue jadi beli komik banyak. Selain karena ada promo diskon gramed akhir tahun sebesar 50%, gue juga banyak menemukan orang jual komik-komik secondhand yang lama gue cari. Akhirnya gue mulai lagi mengkoleksi komik. Dan juga gue mulai project ambisius gue : mengkoleksi komik Urasawa Naoki dalam format Perfect Edition yang mana itu tidak murah dan ga gampang nyarinya. Akhirnya gue berkenalan sama Book Depository. Akhirnya gue beli disitu karena harga lebih murah dari Kinokuniya walaupun gue gatau itu komik gue dateng kapan. Terkait perawatan komik, dari mas-mas kolektor komik itu gue belajar yang namanya read and seal. Artinya tiap habis baca, kita bungkus komik itu lagi. Akhirnya gue membeli plastik buat ngebungkusin komik-komik gue. 

6. Blogging


Gue akhirnya aktif ngeblog di blog khusus drama gue. Bagi gue ngeblog itu salah satu sarana paling efektif untuk menumpahkan isi otak gue biar ga menuh-menuhin space. Apalagi kalau habis nonton drama gagal move on kaya (lagi-lagi) Watadou atau yang bikin gue mikir keras kaya Tokyo Tarareba Musume, gue harus nulis isi hati dan kepala gue biar gue lega karena jujur saja ya, circle gue ini yang bisa diajak ngomong hal-hal kaya gini hampir ga ada. Makanya gue ga bisa komunikasi dua arah, tapi gue butuh release. Blog akhirnya menjadi salah satu alternatif. Ya ga semua tulisan gue post sih. Banyak yang masih dalam bentuk draft. Intinya sih gue kalo udah nulis, gue merasa lebih lega. 

7. Menggambar

Sebuah hobi yang ditekuni semasa kecil, kembali dihidupkan dengan modal yang berbeda. Kalau dulu modalnya pensil mekanik serbaguna (buat menggambar dan mengerjakan soal matematika), sekarang sudah punya modal selain kenekatan juga cat air (lagi belajar ceritanya), brush, art liner, sketchbook khusus, dan tablet. Tapi sejujurnya yang dibutuhkan memang talenta. 


Mungkin yang gue lakukan terkesan apa sih, kurang menambah skill dan lain-lain. Bagi gue It's Okay. Di masa sekarang ini, menjaga tubuh sehat dan tetap waras adalah salah hal yang paling penting. Setiap orang memiliki hal-hal yang berbeda untuk membuat bahagia. Gue berharap semua orang selalu diberikan kesehatan dan kekuatan karena mungkin 2021 juga kita masih akan berhadapan dengan kehidupan yang ga jauh beda dengan 2020. Walaupun harapan itu masih ada, tetap ada dan selalu ada. 2020 ini buat yang sudah berjuang terutama dokter dan tenaga kesehatan yang sudah berjuang di garis depan pandemi ini, gue ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. 

Komentar

Postingan Populer