Pasar Apung Banjarmasin
Banjarmasin adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan. Kota ini merupakan ibukota dari provinsi tersebut. Saya mendapatkan kesempatan mengunjungi Banjarmasin ketika ditugaskan untuk commisioning meter BBM.
Banjarmasin mungkin tidak sepesat Balikpapan kotanya. Banjarmasin merupakan kota yang tenang. Salah satu ikon dari Banjarmasin adalah Pasar Apung yang pernah dijadikan tempat syuting tagline salah satu TV Swasta di era 90an.
Saya akan menceritakan pengalaman saya pergi ke Pasar Apung. Bermula dari celotehan bapak-bapak teknisi vendor meter BBM yang sudah tiba terlebih dahulu, kami akhirnya janjian untuk menengok pasar apung yang tak jauh dari tempat meter tersebut berdiri.
Saya diberitahu pak supir bahwa disitu pasar apung Lok Kuin yang berada di Sungai Barito. Masih menurut bapak supir, pasar ini lebih kecil dan sepi penjualnya. Menurut si Bapak, pasar apung yang besar dan masuk TV itu adalah pasar apung Lok Baintan di Sungai Martapura. Namun untuk mencapai kesana butuh waktu yang lama. Sayangnya waktu yang kami punya hanya dari subuh sampai dengan jam 7 pagi.
Akhirnya selesai sholat subuh, kami pergi ke pasar apung Lok Kuin. Naik perahu motor dari dermaga kecil di dekat rumah meter. Perjalanan dari dermaga sampai ke pasarnya hanya sekitar 10 menit saja. Dan benar kata si Bapak, bahwa tidak seperti yang ada di TV itu. Penjual tidak terlalu banyak.
Sistem berjualan mereka adalah, mereka akan mendatangi kapal-kapal pembeli dan menawarkan dagangannya. Dagangan yang dijual adalah hasil bumi dan cinderamata. Ada juga restoran apung, semacam perahu motor yang besar disulap menjadi rumah makan yang menjual makanan khas Banjar. Kita bisa melompat dari perahu dan makan di perahu itu atau tinggal pesan dari perahu kita.
Walaupun yang jualan sedikit, saya merasa senang sih karena baru pertama ini saya punya partner buat jalan yang bisa diajak menggila walaupun udah bapak-bapak. Bisa liat sunrise setelah sekian lama, bisa naik perahu motor lagi yang atapnya kebuka, liat langit Sungai Barito yang keren abis. Dan yang terpenting adalah travelling dapet, kerjaan beres. Hehehe
Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.
Banjarmasin mungkin tidak sepesat Balikpapan kotanya. Banjarmasin merupakan kota yang tenang. Salah satu ikon dari Banjarmasin adalah Pasar Apung yang pernah dijadikan tempat syuting tagline salah satu TV Swasta di era 90an.
Saya akan menceritakan pengalaman saya pergi ke Pasar Apung. Bermula dari celotehan bapak-bapak teknisi vendor meter BBM yang sudah tiba terlebih dahulu, kami akhirnya janjian untuk menengok pasar apung yang tak jauh dari tempat meter tersebut berdiri.
Saya diberitahu pak supir bahwa disitu pasar apung Lok Kuin yang berada di Sungai Barito. Masih menurut bapak supir, pasar ini lebih kecil dan sepi penjualnya. Menurut si Bapak, pasar apung yang besar dan masuk TV itu adalah pasar apung Lok Baintan di Sungai Martapura. Namun untuk mencapai kesana butuh waktu yang lama. Sayangnya waktu yang kami punya hanya dari subuh sampai dengan jam 7 pagi.
Akhirnya selesai sholat subuh, kami pergi ke pasar apung Lok Kuin. Naik perahu motor dari dermaga kecil di dekat rumah meter. Perjalanan dari dermaga sampai ke pasarnya hanya sekitar 10 menit saja. Dan benar kata si Bapak, bahwa tidak seperti yang ada di TV itu. Penjual tidak terlalu banyak.
Sistem berjualan mereka adalah, mereka akan mendatangi kapal-kapal pembeli dan menawarkan dagangannya. Dagangan yang dijual adalah hasil bumi dan cinderamata. Ada juga restoran apung, semacam perahu motor yang besar disulap menjadi rumah makan yang menjual makanan khas Banjar. Kita bisa melompat dari perahu dan makan di perahu itu atau tinggal pesan dari perahu kita.
Walaupun yang jualan sedikit, saya merasa senang sih karena baru pertama ini saya punya partner buat jalan yang bisa diajak menggila walaupun udah bapak-bapak. Bisa liat sunrise setelah sekian lama, bisa naik perahu motor lagi yang atapnya kebuka, liat langit Sungai Barito yang keren abis. Dan yang terpenting adalah travelling dapet, kerjaan beres. Hehehe
Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.
Komentar
Posting Komentar